Pelabuhan Gresik pernah memegang peranan penting sebagai pelabuhan perdagangan yang besar. Dimulai pada abad 16, setelah berhasil merayu kapal-kapal untuk bersandar di sini dari pada pelabuhan Tuban, pelan-pelan pelabuhan ini menjelma menjadi sebuah kekuatan besar perdagangan. Namun, pasang surut kondisi ekonomi dan politik serta persaingan dengan pelabuhan sekitar turut mempengaruhi aktivitas di pelabuhan ini. Pada awal abad 17, pelabuhan ini masih menunjukkan kebesaran dan peranan utamanya dalam perdagangan dibanding pelabuhan-pelabuhan lain di sekitarnya. Namun, kebesaran ini tidak seperti sebelumnya karena adanya pengaruh ekspansi Sultan Agung mengarah ke Gresik.
Ricklefs, seorang sejarawan, dalam bukunya Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 mengungkap kejayaan Gresik sebagai pusat perdagangan internasional yang besar pada abad XV. Tomé Pires bahkan menyanjungnya sebagai “permata jawa dalam pelabuhan-pelabuhan perdagangan”.
Hubungan perdagangan dan pelayaran banyak dilakukan dengan Indonesia bagian timur, terutama Maluku dan sekitarnya. Hubungan yang baik ini memunculkan peran baru pelabuhan Gresik sebagai pusat penyiaran agama Islam. Terlebih dengan adanya kerajaan Giri yang didirikan oleh Sunan Giri. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pedagang yang ketika berlabuh, selain untuk berdagang, juga untuk memperdalam ilmu agama Islam di pesantren Giri. Jaraknya yang tidak terlalu jauh, sekitar 3 km arah barat daya pelabuhan saat ini, turut mempengaruhi antusiasme para pedagang dalam mempelajari Islam.
Kini kejayaan itu dipastikan telah jauh meredup. Apalagi dengan munculnya pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia Timur sekaligus pusat PT. Pelabuhan Indonesia III. Namun aktivitas rutin khas pelabuhan perdagangan masih terus berlanjut. Bahkan menjadi pemandangan wisata sendiri bagi warga Gresik. Tak hanya pengangkut kayu, kapal-kapal pengangkut batu bara, kargo dan penumpang tujuan Bawean juga bersandar di Bruk.
Disela-sela kesibukannya sebagai pelabuhan perdagangan, Bruk masih tetap dengan ramah melayani kebutuhan masyarakat Gresik akan tempat wisata yang murah-meriah. Sehari-hari pelabuhan ini tidak begitu ramai. Namun di hari Ahad atau hari libur, Bruk menjadi salah satu sasaran utama warga kota Gresik menyegarkan pikiran. Ada yang jalan kaki, naik motor, mobil, atau bersepeda ontel. Semuanya sah-sah saja.
Ba'da shubuh adalah waktu yang pas menikmati pelabuhan. Panorama alam berupa matahari terbit yang memerah, laut dengan gulungan ombak kecilnya yang imut, dan pulau madura yang sepanjang garis pantainya bercahaya disajikan dengan sangat memikat. Ada juga perahu kecil yang dapat disewa untuk sekedar berlayar ke tengah laut atau sengaja untuk mancing. Lautnya tenang, sehingga menjadi pilihan bagi para hobiis mancing. Tidak perlu jauh-jauh ke tengah laut, di pinggir darmaga pun ikan-ikan besar sudah menanti dipancing meskipun hanya bermodal alat pancing sederhana. Tapi sekarang, di beberapa tempat sudah dipasang paringatan “Dilarang Memancing”. Mungkin karena masih ada pengembangan pelabuhan.
Bagi yang ingin sekali naik kapal namun takut berlayar, sekali-kali patut mencoba menaiki dan menjelajah dek kapal yang sedang bersandar. Tentu dengan seizin yang punya. Di zaman yang seba narsis, tidak ada salahnya juga jika masyarakat gemar berfoto ria di sini. Mengabadikan kebahagiaan bersama keluarga, teman, atau diri sendiri. :)
Referensi :
Keterangan Foto :
Atas : Kapal-kapal kayu motor yang membawa barang dagang sedang bersandar
Tengah : Monumen jangkar yang terletak di tengah pelabuhan. Di sana tertulis "Sejak 1389 Pelabuhan Gresik telah ada, kelak akan menjadi Bandar Agung sesuai amanah Nyai Ageng Pinatih"
Bawah : Darmaga bagian timur, tempat kapal besi bersandar
- http://www.psb-psma.org/content/blog/pelabuhan-gresik-dan-tuban-abad-xvi-m
- Ricklefs, M. C. 2007. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Terjemahan. Judul asli A History of Modern Indonesia Since c. 1200. Penerbit Serambi, Jakarta Judul asli
- http://arekgresik.multiply.com/journal/item/7/Napak_Tilas_kuto_Gresik
- Pengalaman hidup :)
Keterangan Foto :
Atas : Kapal-kapal kayu motor yang membawa barang dagang sedang bersandar
Tengah : Monumen jangkar yang terletak di tengah pelabuhan. Di sana tertulis "Sejak 1389 Pelabuhan Gresik telah ada, kelak akan menjadi Bandar Agung sesuai amanah Nyai Ageng Pinatih"
Bawah : Darmaga bagian timur, tempat kapal besi bersandar
Foto Jangkar dari http://arekgresik.multiply.com/journal/item/7/Napak_Tilas_kuto_Gresik
Foto-foto lainnya di Galeri Foto
Foto-foto lainnya di Galeri Foto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar