Pagi tadi, Jum'at, 30 Januari 2009, pukul 08.15 WIB dimulailah babak baru dalam tahap penyelesaian tugas akhir. Sebuah temu ilmiah telah dilaksanakan. Bertajuk seminar skripsi dengan judul Aplikasi Khitosan sebagai Bahan Edible Coating pada Produk Ikan Beku dengan panitia seminar Bapak M. Yani, seorang dosen lingkungan. Seminarnya sendiri dimulai sedikit terlambat 15 menut dari jadwal semula. Namun hal tersebut tidak menyurutkan rekan-rekan mahasiswa untuk mendengarkan dan berdiskusi ilmiah. Trims kawan.
Sejatinya, acara temu ilmiah ini 'menghadirkan' empat mahasiwa yang telah mendapat restu dari masing-masing pembimbingnya untuk merasakan nikmatnya presentasi. Namun, karena kesempatan pertama jatuh pada saya, maka disini hanya akan dibahas mengenai apa yang saya seminarkan dan sedikit tentang yang lainnya.
Sesi pertama dimulai dengan pembukaan dan sedikit pengantar dari panitia seminar. Tak lama kemudian, panitiapun mempersilahkan saya untuk melakukan presentasi. Secara garis besar isi presentasi saya tentu membahas penelitian dengan judul yang telah saya sebutkan sebelumnya. Pada posting sebelumnya telah saya kemukakan tentang potensi khitosan sebagai bahan edible coating. Seperti itulah kira-kira permasalahan yang saya angkat dalam penelitian saya. Permasalahan tersebut tidaklah mutlak selalu terjadi, namun mempunyai potensi untuk terjadi. Garis besar dari latar belakang penelitian saya terdiri dari 5 poin utama :
1. Potensi hasil perairan (ikan) Indonesia yang begitu besar
2. Ikan sebagai salah satu komoditas ekspor dengan nilai yang tinggi, terutama frozen fish
3. Produk ekspor yang sebagian besar ditujukan ke Amerika, Eropa, dan Jepang dituntut untuk mempunyai kualitas yang bagus
4. Ketiga tujuan ekspor tersebut lebih mengutamakan produk yang berlabel ramah lingkungan, sehingga pemberian label tersebut secara tidak langsung merupakan salah satu atribut mutu
5. produk beku disukai karena dapat mempertahankan kesegaran
Dari potensi-potensi tersebut kemudian muncul kendala. Jika produk diproses beku, maka akan muncul potensi lain yang dapat membahayakan produk, yakni dehidrasi (kehilangan kandungan air). Disebut bahaya karena daging ikan yang mengalami dehidrasi menyebabkan ikan tidak lagi segar meskipun disimpan dingin. Ikan yang tidak segar, tentu tidak akan dapat menarik konsumen untuk mengkonsumsinya. Perlu diingat bahwa dalam pemrosesan dan penyimpanan dingin (beku), kondisi RH (Relative Humidity) lingkungan (ruangan) menjadi kering. Hal inilah yang menyebabkan daging ikan mengalami dehidrasi.
Kalimat-kalimat itu menjadikan presentasi seminar saya jadi semakin mengalir (ini pendapat teman). Melihat audiens yang notabene teman-teman sekelas dan beberapa adik kelas serta orang lain yang saya tidak kenal rasanya menjadi berbeda. Ketika mereka begitu serius mendengarkan dengan berbagai macam ekspresi dan gaya, saya menjadi bertambah semangat. Apalagi ketika muncul pertanyaan-pertanyaan yang bagus-bagus dari audiens. Syukur alhamdulillah pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan penjelasan yang memuaskan mereka. Walaupun dalam hal ini saya pribadi masih belum puas dengan penjelasan saya sendiri. But, trima kasih kawan telah bersedia berbagi ilmu.
Tak terasa, berbicara didepan audiens ternyata membuat waktu begitu cepat berlalu. Menurut perhitungan teman, saya melakukan presentasi sekitar 20 menit. Tapi kok rasanya cepat sekali ya. Memindah-mindah slide sebanyak 24 lembar seperti tidak terasa. Mungkin karena asiknya saya berbicara. Ya, begitulah memang strategi yang saya gunakan agar tidak merasa deg-degan. Mencoba konsentrasi penuh terhadap apa yang saya bicarakan serta mencoba untuk mengungkapkannya secara spontan. Sehingga otak tidak sempat memikirkan respon-respon yang menjadikan jantung menjadi semakin deg-degan. Alhamdulillah berhasil.
Ternyata setelah mengalami sendiri, seminar hasil penelitian, rasanya memang asik. Mulai persiapan membuat materi (Ringkasan), slide, hingga ke gladi bersih alias latihan presentasi menjadi saat-saat yang menyenangkan dan sayang untuk dilewatkan. Ingin rasanya mengulang di lain kesempatan dengan topik pembahasan yang berbeda pula. Dengan semangat mengembangkan ilmu pengetahuan, mari jangan sungkan-sungkan untuk berbagi.
30 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar