05 Juni 2009

Masih Menjanjikan : 2,8 Milyar dalam 6 Jam

Pagi tadi, saya coba registrasi TalkMania-nya (TM) SimPATI. Tapi ups, setelah ketik TM[spasi]ON dan kirim ke 8999, dapat balesan. Intinya permohonan maaf bahwa registrasi TM tidak dapat dilakukan karena kuota penuh. Padahal baru jam 6 pagi. Ya lebih2 dikit lah.

Sudah penuh???!! Menurut promo, jumlah kuota ini telah ditingkatkan menjadi 1,4 juta pelanggan per hari. Bayangkan 1,4 juta pelanggan sudah teregistrasi TM sebelum jam 6 pagi. Anehnya, sebelum ada promo telah ditingkatkan menjadi 1,4 juta, saya registrasi TM baik2 saja. Maksudnya registrasi siang hari pun tidak ada masalah dengan kuota. Lansung bisa masuk. Lantas apakah dengan adanya batasan pengguna TM jadi meningkat. Tau dah...

OK. Lupakan sejenak masalah kuota. Mari kita lihat berapa jumlah uang yang masuk ke kantong Telkomsel. Kalau dihitung dengan matematika sederhana total uang yang masuk dalam 6 jam adalah 2,8 milyar rupiah. Dengan perincian biaya registrasi TM Rp. 2000; dan jumlah pengguna yang teregistrasi sampai pukul 6 pagi 1,4 juta.

Pernah anda membayangkan mendapatkan 2,8 milyar dalam 6 jam? Angka tersebut adalah pendapatan yang telah nyata dipegang oleh Telkomsel hanya dari penjualan fitur TM. Entah nanti pengguna akan menghabiskan jatah waktu 2 jam yang telah disediakan TM ataupun tidak. Yang jelas 2,8 milyar telah ditangan sebelum jam 6.30 pagi, yang berarti sebelum para karyawan masuk kantor.

Pendapatan tersebut hanya dari TM. Belum lagi pendapatan dari sumber lain seperti sms, akses data/internet, penjualan content, telpon bagi yang kehabisan jatah TM :(, dan lain sebagainya.

Kalau dihitung dalam sebulan (30 hari), tinggal kalikan 2,8 milyar x 30 hari sama dengan 84 milyar. Ingat, itu masih dari TM saja, belum pendapatan dari produk/fitur yang lain. Sedikit ya?!! Kalau dari kaca mata saya sih banyak. Lha pendapatan saya saja tidak sampai 1 milyar setahun :D

Bisnis telekomunikasi memang masih menjanjikan. Apalagi kalau perusahaan sudah bergandengan erat dengan pemerintah yang kalau salah jalan bisa bikin rakyat celaka. Ga pinter-pinter, malah makin bodoh. Semoga saja persahabatan mereka membuahkan manfaat bagi rakyat Indonesia yang masih miskin-miskin ini, bukan malah menyengsarakan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar